Bangsa Inca tidak hanya memiliki prajurit yang tangguh dan insinyur yang cerdik saja, tetapi mereka juga memiliki ahli bedah yang handal. Lima ratus tahun yang lalu, tanpa adanya pisau bedah baja dan antibiotik, Dokter dokter bedah bangsa Inca melakukan jenis operasi yang disebut trepanasi, yaitu melubangi tengkorak pasien. Bagaimana mereka melakukannya, dan mengapa?
Trepanasi telah dipraktekkan di seluruh dunia, tetapi Peru tampaknya menjadi semacam suatu pusat. Alasan di balik trepanasi telah banyak diperdebatkan selama beberapa dekade. Ada yang berpendapat dengan trepanasi peredaran darah ke otak jadi lebih lancar dan fikiran seseorang menjadi lebih terang. Sahabat anehdidunia.com bahkan ada juga yang mengatakan, orang yang ditrepanasi bisa melihat "alam lain". Namun apa yang ditemukan dari populasi Cuzco, kota terbesar Inca, trepanasi sangat umum dilakukan dan sangat erat kaitannya dengan trauma kranial.
Jadi tampaknya bangsa inca menggunakan trepanasi untuk mengobati tekanan intra-kranial, dengan melubangi tengkorak, sehingga melepaskan tekanan dan meniadakan komplikasi serius yang disebabkan oleh pembengkakan otak. Ini benar-benar contoh paling awal dari operasi tengkorak.
Trepanasi yang dilakukan bangsa inca adalah operasi yang dilakukan tanpa anestesi dan tanpa antibiotik. Jadi sangat mungkin pasien pasien yang menjalani trepanasi berada dalam keadaan sadar selama prosedur ini. Sebagai catatan, dimasa modern seperti saat ini pun, trepanasi bukan metode treatment yang disukai sama neurosurgeon (dokter bedah otak), soalnya resikonya sangat tinggi: bisa stroke, infeksi, epilepsi, dan lain lain yang akibatnya bisa sangat parah
Belum diketahui alat apa yang digunakan oleh bangsa Inca untuk melakukan praktek ini. Pisau Tumi (pisau inca yang diketahui) hanya bisa digunakan untuk memotong kulit kepala, tetapi tidak akan dapat dipakai memotong tulang tengkorak.
Lubang yang telah dibuat dengan memotong tulang, tidak akan pernah menutup kembali (kecuali tertutup kulit) karena tulang yang telah terpotong tidak akan tumbuh kembali. Jadi, meskipun trepanasi telah sembuh selama bertahun-tahun, kita tidak akan pernah melihat tulang yang menutupi lubang itu.
Para ilmuwan yang mempelajari tengkorak tengkorak di Cuzco mengatakan, tingkat keberhasilan trepanasi pada bangsa inca ini mencapai hampir 90 persen, atau 90 persen dari trepanations inca menunjukkan penyembuhan yang signifikan.
Contoh yang paling ekstrim dari trepanasi yang pernah ditemukan para arkeolog adalah dari sebuah situs yang disebut Qotakalli. Dimana ditemukan tengkorak yang memiliki tujuh lubang. Diketahui ketujuh lubang itu dibuat tidak pada saat yang bersamaan. Jadi setelah trepanasi pertama sembuh, Sahabat anehdidunia.com beberapa waktu kemudian tengkorak tersebut melakukan trepanasi kedua, dan begitu seterusnya hingga lubang keenam. Keenam lubang itu membaik dan sembuh. Namun trepanasi ke tujuh adalah trepanasi yang menyebabkan pemilik tengkorak itu meninggal..
Tengkorak dengan trepanasi empat, lima, enam, memang sedikit aneh. Karena trepanasi digunakan untuk mengobati trauma tengkorak dan mungkin membantu untuk meringankan kejang karena trauma. Mungkin praktisi trepanasi bangsa Inca juga mencoba menggunakannya untuk mengobati kejang yang non-traumatik.
Praktisi trepanasi dalam melakukan trepanasi harus menghindari otot-otot tengkorak. Ini membuktikan bahwa praktisi trepanasi bangsa inca memiliki pemahaman tentang anatomi tengkorak, dan memiliki pemahaman tentang pengendalian perdarahan yang cukup maju. Mungkin ini menunjukkan semacam semangat inovatif dari Inca. Mereka menurunkan pengetahuan pengobatan ini melalui generasi ke generasi.
Emoticon Emoticon